Hallo readers! Mungkin diantara kalian sudah tidak asing lagi mendengar tentang Komodo. Jadi, Komodo adalah sebuah hewan langka, dilindungi, dan Komodo juga merupakan salah satu New7Wonders of the world. Selain sebagai hewan yang paling langka di dunia, Komodo juga merupakan salah satu hewan paling beracun sehingga gigitannya sangat berbahaya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Walter Auffenberg di pulau Komodo pada tahun 1969 menemukan bahwa Komodo menggunakan bakteri yang ada di air liurnya sebagai racun sehingga mampu melemahkan mangsa atau korban gigitan dari Komodo tersebut. Lantas pertanyaan selanjutnya, jika Komodo itu berbahaya mengapa orang-orang yang tinggal di Pulau Komodo tidak membunuh atau mengonsumsi daging Komodo?
Mengapa mereka membiarkan Komodo yang merupakan kategori hewan berbahaya itu hidup berdampingan dengan mereka? Apakah mereka tidak takut dengan Komodo? Nah, kali ini aku akan membahas mengapa hal itu terjadi, selain karena hal ilmiah tadi dimana hewan Komodo itu sangat beracun, ternyata ada kisah di balik hubungan antara Komodo dengan masyarakat yang tingal di Pulau Komodo.
Hubungan antara Komodo dengan masyarakat di Pulau Komodo didasari pada legenda masyarakat setempat. Alkisah pada zaman dahulu kala hiduplah seorang wanita cantik yang bernama Putri Naga. Suatu ketika Putri Naga dipersunting oleh seorang Pria bernama Majo. Tidak lama kemudian, setelah pernikahan tersebut mereka dikaruniai anak kembar. Anak kembar tersebut memiliki wujud yang berbeda satunya bayi laki-laki bernama Gerong dan satunya lagi berwujud seperti kadal bernama Orah. Melihat keadaan buah hatinya yang berbeda maka Putri Naga dan Majo bersepakat untuk membesarkan Gerong layaknya manusia biasa, sedangkan Orah dilepaskan ke hutan dekat dengan tempat tinggal mereka.
Bertahun-tahun berlalu, Gerong kini tumbuh dewasa tanpa mengetahui bahwa dia memiliki kembaran. Suatu ketika Gerong pergi ke hutan untuk berburu, pada saat Gerong akan menangkap buruanya tiba – tiba ada sesuatu yang muncul dari dalam belukar yaitu seekor kadal yang sangat besar dan mencoba menerkamnya dengan sangat ganas. Mengetahui bahaya yang ada didepannya, Gerong kemudian mencoba untuk melawan dan mencoba untuk membenuhnya tiba-tiba seorang wanita muncul yang tidak lain adalah Putri Naga, Ibunya. “Jangan kau mencoba membunuhnya, dia adalah saudarimu. kalian adalah saudara kembar” kata Putri Naga. mendengar hal tersebut, Gerong-pun mengurungkan niatannya untuk membunuh hewan tersebut dan menjauh secepatnya dari hewan tersebut. Mengetahui kembarannya adalah seekor kadal maka sejak saat itu Gerong berjanji agar dia dan anak cucunya kelak tidak akan membunuh atau bahkan mengonsusmsi daging kadal besar yang dijumpainya.
Tahun berlalu, kisah ini diturunkan dari generasi ke generasi di Pulau Komodo sehingga kadal yang yang diberi nama Komodo tersebut hidup berdampingan dengan masyarakat di Pulau Komodo sampai sekarang. Sebagai salah satu legenda dan berakar kepada budaya masyarakat setempat maka tidak aneh jika masyarakat lokal setempat tetap mempercayai bahwa Komodo bukan hanya hewan tetapi saudara mereka yang harus dihargai dan dilindungi keberadannya. Derajat Komodo itu sendiri dilihat lebih dari sekedar hewan tetapi derajatnya sama dengan manusia. Kisah persaudaraan antara Komodo dengan masyarakat di Pulau Komodo ini mencerminkan persaudaraan antara manusia dengan hewan dimana kita dapat hidup berdampingan tanpa harus merusak ekosistem yang ada di sekitar Pulau Komodo.