You are currently viewing Review Buku : Filosofi Teras: Filsafat Yunani – Romawi Kuno Untuk Mental Tangguh Masa Kini

Review Buku : Filosofi Teras: Filsafat Yunani – Romawi Kuno Untuk Mental Tangguh Masa Kini

Identitas Buku

Judul Buku :    Filosofi Teras : Filsafat Yunani-Romawi Kuno untuk Mental Tangguh Masa Kini

 Penulis : Henry Manampiring

Genre : Filsafat

ISBN : 978-602-412-518-9

Jumlah Halaman : xxiv + 320 halaman

Tanggal Terbit : Desember 2019

Dimensi Buku : 13cm x 19 cm

Penerbit : Penerbit Buku Kompas

Harga Buku : Rp 98.000

Rating : 4.8/5

Pendahuluan

Henry Manampiring atau yang akrab dipanggil Om Piring adalah seorang penulis dan selebtweet. Selain berprofesi sebagai penulis beliau telah lebih dari 20 tahun berkarier sebagai praktisi periklanan, dengan kekhususan strategi merek dan komunikasi. Beberapa karya beliau yang terkenal di dunia penulisan adalah Filosofi Teras: Filsafat Yunani-Romawi Kuno untuk Mental Tangguh Masa Kini, Cinta (Tidak Harus) Mati, 7 Kebiasaan Orang yang Nyebelin Banget, The Alpha Girls Guide: Menjadi Cewek Smart, Independen, dan Anti Galau, dan The Alpha Girl’s Playbook.  Nah, readers  juga dapat membaca tulisan beliau di blog pribadinya Henry Manampiring .

Filosofi Teras adalah filosofi Yunani – Romawi Kuno yang telah berusia kurang lebih  2.300 tahun. Henry Manampiring menyebut filosofi teras agar mudah diingat oleh pembacanya, filosofi ini sendiri dikenal dengan nama lain seperti Stoa, Stoic dan Stoisisme. Disebut Stoisisme karena para kaum Stoa mempelajari filosofi ini di sebuah teras berpilar yang dalam bahasa Yunani disebut Stoa. Stoisisme diajarkan pertama kali oleh Zeno setelah sebelumnya dia mempelajari filsafat dari filsuf yang berbeda.  Kemudian murid Zeno melanjutkan dan mengembangkan filosofi ini dari Yunani hingga ke kekaisaran Romawi. Para tokoh terkenal seperti Kaisar Marcus Aurelius turut mempopulerkan filosofi ini melalui karya bukunya yaitu Meditations. 

 

Filosofi teras merupakan sebuah ajaran yang dapat diterapkan siapa saja terlepas dari latar belakang agama, budaya dan ras pembaca yang berbeda-beda (Henry Manampiring, 2019 : 6). Ajaran filosofi teras mengajarkan pembacanya (Henry Manampiring, 2019: 24) untuk menjadi pribadi yang tangguh,  tidak baperan,  khawatir, marah-marah  dan paling penting filosofi ini mengajarkan kita untuk selalu hidup selaras dengan alam. Hal terbaik yang kita pelajari dari filosofi teras adalah prinsip-prinsipnya yang dapat kita terapkan dan sudah tidak asing lagi dalam kehidupan sehari-hari.  Prinsip dalam Filosofi teras membantu kita agar tidak mudah khawatir tentang masa lalu atau masa yang akan datang. Biarkan hal yang sudah terjadi atau yang akan terjadi berjalan sebagaimana mestinya. Filosofi teras bukan mengajarkan kita menjadi pribadi yang pasrah dengan keadaan justru mengajarkan kita untuk hidup selaras dengan alam untuk mendapatkan ketenangan dalam hidup.

Filosofi teras tidak mengajarkan bagaimana untuk menjadi kaya raya, terkenal, dan hal-hal lain yang bersifat eksternal (Henry Manampiring, 2019: 24). Lebih jauh filosofi ini mengajarkan kepada kita cara mendapatkan kebahagiaan dan terhindarkan dari nafsu-nafsu tidak jelas, kecanduan, kecemasan, obsesif, iri hati dan sifat negatif lainnya. Salah satu kutipan yang menurut saya sangat menarik dari buku ini (2019: 123) adalah kutipan dari Seneca (Letters from Stoic) “Kita memiliki kebiasaan membesar-besarkan kesedihan. Kita tercabik di antara hal-hal masa kini dan hal-hal yang baru akan terjadi. Pikirkan apakah sudah ada bukti yang pasti mengenai kesusahan masa depan. Karena seringkali kita lebih disusahkan kekhawatiran kita sendiri.” Kutipan tersebut mengajarkan bahwa pikiran kita bisa menjadi penjara bagi diri kita sendiri, terlalu takut melangkah karena khawatir akan masa lalu dan masa depan membuat kita menjadi pribadi yang tidak mampu berkembang.

Kelemahan dan Kelebihan Buku

Buku Filosofi Teras terdiri dari 12 bab dengan topik yang menarik di setiap bab-nya yaitu Survei Khawatir Nasional, Sebuah Filosofi yang Realistis, Hidup Selaras dengan Alam, Dikotomi Kendali, Mengendalikan Interpretasi dan Persepsi, Memperkuat Mental, Hidup di antara Orang yang Menyebalkan, Mengahadapi Kesusahan dan Musibah, Menjadi Orang Tua, Citizen of the World,  Tentang Kematian dan Penutup. Meskipun buku ini mengajarkan suatu ajaran filsafat, namun gaya bahasa yang digunakan oleh penulis sangat menarik dan mudah untuk dimengerti. Penulis juga menggunakan beberapa jokes yang relevan dengan topik yang dibahas, sehingga saya  sebagai pembaca merasa sangat terhibur dan enjoy ketika membaca buku ini.

Apresiasi dalam buku ini juga patut diberikan kepada Levina Lesmana sebagai illustrator yang menggambar serta mendesain buku ini  sehingga terlihat sangat menarik. Ilustrasi yang menarik juga membuat buku Filosofi  Teras terkesan tidak kaku meskipun topik yang dibahas adalah filsafat. Selain ilustrasi yang menarik, buku ini juga menggunakan berbagai hasil penelitian seperti pada bab pertama (2019:3) tentang Survei Khawatir Nasional sehingga topik yang dibahas itu sangat relevan dengan kehidupan sehari-hari. Penulis juga bukan hanya menulis buku ini dari berbagai literasi yang telah ada tetapi juga penulis mewawancarai berbagai orang yang kompeten dibidangnya dan juga orang-orang yang sudah menerapkan Filosofi Teras di kehidupannya.  Penulis mewawancarai Psikiater, Psikolog Anak dan Pendidikan,  dan masih banyak lagi. Dengan mengetahui sundut pandang dari narasumber tersebut penulis ingin memperlihatkan bahwa filosofi Teras ini sangat bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Buku ini juga dilengkapi dengan ringkasan di setiap akhir babnya, dimana tidak setiap buku memilikinya. Ringkasan akhir bab ini membantu pembaca untuk mengingat dan semakin lebih paham poin-poin yang disampaikan di setiap bab.

Buku Filosofi Teras juga tidak terlepas dari beberapa kekurangan, yang menurut saya terlihat kurang menarik. Pada saat pertama kali saya membuka buku ini saya kurang terkesan dengan ukuran font dan jarak spasi yang digunakan oleh penulis. Fontnya menggunakan rata kiri dan menurut saya ini terlihat kurang rapi. Jarak spasi yang digunakan juga terlihat sangat rapat sehingga kadang membuat mata saya yang minus merasa cepat lelah ketika membacanya. Meskipun begitu kekurangan dalam buku Filosofi Teras tidak menghilangkan esensi dari isi buku ini sendiri.

Untuk mendapatkan buku ini kamu bisa belanja secara online di Blibli

 Penutup

Buku Filosofi Teras adalah buku filsafat yang saya rekomendasikan kepada readers. Buku Filosofi Teras bukanlah sebuah buku filsafat yang kaku dan bahasa yang digunakanpun sangatah ringan sehingga orang yang awam tentang filsafat dapat membaca buku ini. Alasan lain saya merekomendasikan buku ini adalah karena filosofi Stoisisme itu sendiri dapat membantu readers menjadi pribadi bermental tangguh. Saya rekomendasikan buku ini untuk readers yang ingin menghilangkan sifat negatif seperti pemarah, baperan, susah move on, dan sifat negatif lainnya. Akhir kata buku Filosofi Teras : Filsafat Yunani-Romawi Kuno untuk Mental Tangguh Masa Kini adalah buku yang layak untuk dibaca bagi readers yang ingin belajar hidup selaras dengan alam dan mengembangkan diri menjadi pribadi yang lebih baik lagi.