Bersepeda di Münster Jerman – Selain orang – orangnya yang suka membaca, orang Jerman juga rajin menggendarai sepeda. Sepeda bukan hanya digunakan untuk berolahraga namun juga dijadikan sebagai alat transportasi. Maka tak heran jumlah kendaraan sepeda di sana sangat banyak.
Anak kecil, remaja, orang dewasa sampai orang tuapun selalu bersepeda entah untuk ke sekolah, tempat kerja, supermarket dan tempat lainnya. Sehingga, banyak tempat yang menyediakan jasa rental sepeda di Jerman. Infrastruktur yang memadai turut menjadi alasan masyarakat Jerman memilih bersepeda. Terdapat jalur, parkiran dan ruang terbuka yang khusus hanya untuk pesepeda. Berdasarkan German Cyclist’ Association (ADFC) Münster adalah kota nomor pertama yang bycyle friendly di Jerman.
Karena selama di Jerman saya tinggal di Kota Münster, jadi akan saya ceritakan bagaimana ramahnya kota tersebut terhadap pesepeda. Yukk simak!
Kota Münster adalah sebuah kota yang terletak di Rhine – Westphalia Utara, Jerman. Berdasarkan laman resminya Münster memiliki lebih dari 310.000 penduduk dan lebih dari 50.000 orang adalah pelajar yang menempuh pendidikan di beberapa universitas di kota tersebut.
Alasan Münster menjadi bycycle Friendly di Jerman
Terdapat beberapa alasan mengapa Münster menjadi kota yang ramah bagi pesepeda. Pertama jumlah sepeda disana lebih banyak dari jumlah populasinya yaitu ± satu juta sepeda. Gila banyak kan…
Kedua, Dari 4500 km jaringan sepeda di Münsterland terdapat 450 km jaringan lalu lintas sepeda dan 255 km jalur sepeda yang terletak di luar jalan utama. Salah satu tempat favorit saya untuk bersepeda di dalam kota Münster adalah di Promenade.
Promenade yaitu ruang terbuka hijau di Kota Münster. Di area tersebut terdapat banyak pohon rindang, taman untuk bersantai, jalur sepeda, jalur jalan kaki dan taman bermain anak. Mobil tidak diijinkan berkendara di dalam Promenade. Daerah tersebut dikelilingi oleh kanal kecil yang dulunya ada benteng untuk wilayah kerajaan di sana.
Suasananya yang tenang, tempatnya yang teduh dan udaranya yang segar membuat relaks saat bersepeda. Saat musim panas tiba akan banyak sekali orang berjemur, nongkrong, dan berolahraga di Promenade.
Tips – Tips Bersepeda di Münster, Jerman
Aturan bersepeda di semua State di Jerman hampir sama. Setidaknya, dari beberapa kota yang pernah saya kunjungi, aturan bersepedanya secara garis besar memiliki kemiripan. Ini rangkuman aturannya secara umum:
- Berkendaralah di jalur kanan, selalu pastikan jalur kanan. Bukan kiri kaya di Indonesia ya…
- Pastikan kamu bersepeda di jalur sepeda, bukan di jalur mobil, bus ataupun motor. Cara mengetahuinya dengan melihat rambu – rambu lalu lintas yang terpampang dengan jelas di jalanan.
- Jika kamu ingin belok kiri atau kanan pastikan untuk memberikan signal dengan tanganmu. Saya sering memperhatikan ini, ketika pesepeda ingin belok kanan dia akan mengayunkan tangannya ke arah kanan, begitupa sebaliknya.
- Selalu mendahulukan pejalan kaki. Jupp selama saya bersepeda maupun jalan kaki di sana, para pesepeda selalu memperhatikan pejalan kaki. Mereka akan selalu mendahulukan pejalan kaki terlebih dulu.
- Lampu lalu lintas untuk pejalan kaki, mobil dan pesepeda dipisah. Namun ada beberapa kasus yang saya temukan terkadang traffick light untuk pejalan kaki dan pesepeda disatukan. Untuk mengetahuinya lihat saja gambar yang tertera di traffick light- nya. Pastikan kamu selalu fokus dan memperhatikan saat berhenti di lampu merah.
Hal – hal tersebut adalah beberapa aturan yang saya ketahui dari hasil observasi sendiri ketika di sana. Namun, tidak menutup kemungkinan ada aturan lain yang disesuikan dengan state masing- masing di Jerman.
Jika mau ditambahkan bisa dikomen di kolom komentar ya…
Baca Juga: Melihat Bunga Sakura di Jerman
Waspadalah
Meskipun Münster memiliki banyak jalur dan infrastruktur sepeda yang memadai ada beberapa hal yang harus kamu perhatikan. Terutama untuk kamu yang tidak terbiasa bersepeda.
Pesepeda di kota tersebut sangat banyak, jika diibaratkan hampir mirip dengan ramainya pengendara sepeda motor di Indonesia. Pesepeda di Münster berkendara sangat cepat. Oleh karena itu, jika kamu tidak terbiasa dan belum yakin bersepeda di jalur sepeda di pusat kota kamu bisa mencoba bersepeda dulu di pinggiran kota.
Rieselfelder, Münster memiliki jalur sepeda yang sangat bagus. Sebelum saya memberanikan diri bersepeda di pusat kota, saya bersepeda ke tempat tersebut terlebih dahulu. Areanya terletak di pingggiran kota Münster namun memiliki jalur sepeda yang sangat bagus.
Jauh dari keramaian, pemandangannya indah, dan udaranya yang segar menjadikan tempat ini salah satu destinasi wisata dan jalur bersepeda di Münster, Jerman yang bagus. Tepat sebelum masuk area tersebut terdapat cafe yang menyediakan minuman dan cake yang enak, cukup untuk menghangatkan tubuh di musim semi.
Selain pengendaranya yang suka balapan saat bersepeda, kamu juga harus berhati – hati terhadap pencuri sepeda. Jika di Indonesia banyak yang mencuri motor maupun helm, di Jerman pada umumnya banyak juga yang mencuri sepeda. Maka tak heran kamu akan menemukan banyak sepeda yang dilengkapi dengan kunci pengamannya masing-masing. Selalu hati – hati dan kuncilah sepedamu pada saat kamu memarkirkannya dimanapun.
Pengalaman Bersepeda dari Jerman ke Belanda
Salah satu cerita yang tak kalah uniknya pada saat saya bersepeda dari Jerman ke Belanda. Lebih tepatnya dari Gronau, Jerman ke Enschede, Belanda. Nah kedua kota ini terletak pas di perbatasan antara Jerman dan Belanda.
Hampir di setiap weekend saya akan ke Enschede untuk jalan – jalan dan hunting makanan dan bumbu – bumbu Indonesia. Kota kecil ini sangat menarik, ada weekly market setiap Rabu dan Sabtu, dan café-café dengan minuman dan makanan yang lezat.
Jarak dari Gronau ke Enschede cukup dekat, hanya sebelas menit dengan kereta. Harga tiket keretanya cukup mahal sekitar 12 Euro. Karena mau lebih hemat dan bisa explore lebih jauh daerah sekitar akomodasi dan Enschede maka saya memutuskan untuk menyewa sepeda.
Cara Menyewa Sepeda
Fyi, saya menyewa sepeda di Swapties karena kualitas sepeda mereka bagus, terproteksi asuransi, pelayananya ramah, dan misalnya sepeda yang kamu sewa rusak atau bannya pecah (tidak disengaja) bakalan diganti atau diperbaiki oleh mereka secara gratis. Selain itu Swapties juga punya banyak pilihan sepeda yang cocok untuk ukuran tinggi badan saya yang pendek hehehehe
Cara sewannya juga lumayan gampang, kamu hanya perlu daftar lewat website mereka, tentukan dimana kamu mengambil sepedanya dan lakukan pembayaran. Anyway, untuk mendaftar kamu perlu kartu resident atau paspor dari negara manapun di Eropa. Untung waktu itu saya bisa daftar dengan memakai paspor suami saya.
Bersepeda Dari Gronau, Jerman ke Enschede, Belanda
Setelah sewa sepedanya, waktunya untuk jalan – jalan. Saya dan suami memutuskan untuk menghabiskan weekend di Belanda. Karena kami tinggal di perbatasannya langsung maka mudah untuk ke kota terdekat di Belanda menggunakan sepeda.
Dari Gronau ke Enschede cuman 30 menit saja. Terus terang infrastruktur sepeda di Belanda lebih bagus daripada di Jerman. Di Belanda sangat lengkap. Jalur Sepedanya sangat bagus dan mulus, selain itu lampu lalu lintas mobil, sepeda dan pejalan kaki dipisah. Umumnya di Belanda jika kamu ingin melewati jalan besar kamu harus menekan tombol khusus untuk pesepeda agar mendapatkan lampu hijau. Kamu juga harus cepat-cepat karna lampu hijaunya juga sangat cepat menjadi merah.
Pada awalnya saya sangat kewalahan, cape, dan binggung dengan rambu-rambu lalu lintas disana. Akibatnya, sempat beberapa kali saya terjatuh dari sepeda karena lampu hijaunya berubah dengan cepat menjadi merah. Untung waktu itu ngak ada orang di belakang saya, kalau ngak bisa ada tabrakan beruntun.
Meskipun begitu saya sangat menikmati waktu bersepeda di sana. jujur baru di Jerman saya belajar bersepeda dengan serius, sebelumnya saya sama sekali tidak bisa bersepeda hehehehe
Pengalaman yang Mengesankan
Lewat pengalaman ini kemampuan bersepeda saya semakin baik, saya juga semakin mengerti tentang aturan lalu lintas di Jerman maupun di Belanda. Saya belajar banyak hal dan kemampuan bersepeda saya semakin bagus lewat pengalaman tadi.
Meskipun infrastruktur sepeda di Jerman masih kalah sama yang di Belanda, tapi jika dibandingkan, Indonesia masih kalah jauh dari kedua negara tersebut. Di Indonesia jalur sepeda atau bahkan untuk pejalan kaki masih tidak memadai. Trotoar yang masih dipakai untuk pedagang kaki lima bahkan masih banyak sepeda motor yang menggunakan trotoar. Akibatnya banyak trotoar yang cepat rusak sehingga kurang aman untuk pejalan kaki.
Dari kedua negara ini kita juga bisa belajar bahwa infrastruktur yang memadai akan berpengaruh besar terhadap kebiasaan dan aktifitas fisik masyarakatnya. Aktifitas fisik yang cukup akan mempengaruhi kesehatan dan angka harapan hidup yang tinggi.
Pengalaman bersepeda tadi membuat saya menjadi terbiasa bahkan ketagihan untuk bersepeda.
Bersepeda di Münster, Jerman sangatlah menyenangkan. Meskipun terlihat sulit namun jika terbiasa kamu pasti akan ketagihan bersepeda. Tidak heran orang – orang Jerman suka bersepeda, karena pemerintahnya sangat memperhatikan infrastruktur dengan baik, sehingga bersepeda menjadi bagian dari kebiasaan mereka.