Buku Angsa dan Kelalawar – menceritakan runtutan kisah kematian Shirashi Kensuke, ia adalah seorang pengacara yang bekerja di Tokyo. Awalnya Godai serta rekanya Nakamachi merasa bahwa kasus ini sudah selesai ketika Kuraki Tatsuro dengan sukarela mengakui pembunuhan tersebut. Ternyata kasus tersebut belum selesai.
Buku karya Keigo Higashino ini adalah buku yang menarik, banyak book reviewer yang membagikan pengalaman membaca tersebut di berbagai media sosial. Karena itu, aku jadi penasaran, apakah benar ceritanya sebagus itu?
Kuyy kenalan dulu dan simak review bukunya di sini!
Identitas Buku
Judul : Angsa dan Kelalawar
Genre : Fiksi
Penulis : Keigo Higashino
Jumlah Halaman : 560
ISBN : 978-602-067-069-0
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Harga : Rp. 149.000
Buku Angsa dan Kelalawar merupakan sebuah buku bergenre fiksi-misteri. Buku setebal 560 halaman ini mengisahkan penyelidikan yang dilakukan oleh tiga tokoh utamanya yaitu Godai, Kazuma dan Mirei. Bersama-sama mereka menyelidiki kematian ayah Mirei yang penuh dengan kejanggalan dan tanda tanya.
Tentang Penulis
Keigo Higashino adalah penulis asal Jepang. Pria kelahiran Osaka tahun 1958 ini merupakan seorang lulusan teknik di Universitas Prefektur Osaka. Menulis adalah kegiatan yang ia lakukan di kala senggang dari pekerjaan di Perusahaan komponen otomotif. Debutnya sebagai penulis dimulai dari tahun 1985. Sejak itu ia menelurkan 11 karya buku bergenre fiksi misteri lainnya. Diantaranya buku Angsa dan Kelalawar, Malice, Kesetiaan Mr.X, Salvation of Saint, dan masih banyak lagi.
Ada beberapa bukunya yang dijadikan sebagai serial tv serta menjadi bahan studi kasus bagi beberapa ahli akademisi. Selain itu, ia juga pernah mendapatkan Penghargaan Edogawa Rampo untuk Hakago, serta penghargaan lainnya.
Intisari Buku Angsa dan Kelalawar
Kematian Shirashi Kensuke memberikan pukulan yang berat kepada istrinya Ayako serta putri semata wayang mereka Mirei. Setelah proses penyelidikan yang rumit, berbelit dan sudah berada di jalan buntu, muncullah Kuraki Tutsori yang secara sukarela mengakui kejahatan yang ia lakukan kepada ayah Mirei.
Detektif Godai yang melakukan penyelidikan sedikit lega, meski muncul berbagai pertanyaan di benaknya. Di sisi lain putra tersangka Kazuma, tidak percaya ayahnya adalah pembunuh. Ia tidak yakin bagaimana mungkin ayahnya bisa melakukan hal setega itu. Terutama pengakuannya yang meyakinkan, tapi penuh dengan tanda tanya.
Ternyata Mirei putri korban juga merasa demikian, meski sebagai keluarga korban ia berusaha mencari kebenarannya. Secara tak sengaja ketiga tokoh ini dipertemukan serta dipersatukan untuk mencari kebenaran di balik kejanggalan pengakuan Kuraki.
Akankah mereka menemukan titik terang dari kasus tersebut? Atau justru malah menjerumuskan mereka?
Baca juga: Review Buku Pulang
Kelebihan Buku
Kesan pertama saat membaca buku Angsa dan Kelalawar ini adalah penasaran. Aku rasa perasaan ini lazim dirasakan untuk kamu yang suka genre misteri serupa. Apa yang sebenarnya terjadi?
Hal menarik dari buku ini adalah menggunakan sudut pandang orang ketiga dimana kejadian, kisah, perasaan, serta sudut pandang yang dialami masing-masing tokoh tergambar dengan jelas.
Bukan hanya itu kisah mereka yang diuraikan ke dalam chapternya masing-masing justru membuka sedikit demi sedikit tabir yang terselubung. Puzzle dari kejanggalan pernyataan Kuraki justru tersingkap satu per satu dari masing-masing penyelidikan yang dilakukan oleh ketiga tokoh centralnya itu.
Selain itu, interaksi antara tokoh utama dan tokoh pendukungnya terasa hidup. Setiap tokoh memiliki backgroundnya masing-masing, sehingga alibi yang mereka sampaikan tersampaikan dengan jelas. Interaksi-interaksi semacam inilah yang semakin membuat tanda tanya besar, apakah benar pengakuan yang disampaikan oleh Kuraki Tatsuro?
Buku Angsa dan Kelalawar juga menambah wawasan pembaca terkait sistem hukum di Jepang yang menurutku unik. Salah satunya partisipasi korban dalam persidangan. Sistem ini memberikan ruang kepada keluarga korban untuk bertanya langsung kepada tersangka saat proses peradilan berlangsung, juga mereka dapat melakukan penyelidikan, bahkan menyampaikan pendapat terkait vonis yang tepat kepada tersangka.
Ada banyak istilah-istilah Bahasa Jepang juga yang dijelaskan dalam catatan kakinya, sehingga pembaca dapat menambah wawasan terkait istilah, nama tempat, makanan, serta hal-hal lain terkait Jepang.
Kelemahan Buku
Ceritanya cukup seru, tapi kadang membuatku bosan. Koq bisa? Menurutku ceritanya repetitif, banyak hal dijelaskan berulang kali. Contohnya pengakuan dari Kuraki, saking seringnya diulang-ulang buatku jadi ingat, tapi di sisi lain buatku semakin bosan.
Kalau saja hal-hal yang repetitif tersebut tidak dijelaskan berulang kali, mungkin jumlah halaman buku Angsa dan Kelalawar tidak setebal itu. Alur ceritanya jadi lambat banget.
Menurutku kalau saja tidak ada kisah tentang tokoh Nanbara di sekitar pertengahan cerita, mungkin sulit bagiku melanjutkan buku ini sampai habis. Bagian tersebut sangat mengaduk emosiku.
Paruh-paruh akhir cerita untungnya semakin menarik dan tidak selambat awal-awal cerita yang hampir menguras lebih dari setengah cerita.
Kesimpulan Buku Angsa dan Kelalawar
Karya Keigo Higashino ini merupakan sebuah buku yang menggambarkan perjalanan investigasi yang dilakukaan oleh Godai, Kazuma dan Mirei. Ayah Mirei yang meninggal di tangan ayah Kazuma, tidak menyurutkan niat kedua orang dari dua sisi yang berbeda untuk mengungkap kebenaran di balik pengakuan Kuraki Tatsuro.
Penggunaan sudut pandang orang ketiga mampu menjelaskan bagaimana perasaan serta sudut pandang dari sisi korban dan keluarga pelaku. Sebagai pembaca kamu akan dibuat makin penasaran dengan temuan masing-masing penyelidikan yang dilakukan oleh ke tiga tokoh tersebut.
Alur ceritanya yang lambat dan repetitif memang membosankan. Jadi diperlukan kesabaran, karena di masing-masing chapter terdapat kepingan puzzle yang akan menjawab kebenaran di balik kejanggalan pengakuan Kuraki Tatsuro.
Paruh-paruh akhir cerita justru semakin seru. Keigo Higashino semakin menunjukkan kebenaran yang terjadi. Dia lihai menjaga tense cerita, sehingga kejanggalan kematian Shiraishi semakin menemukan titik terangnya.