You are currently viewing Buku Pachinko: 3 Masa 3 Generasi
Buku Pachinko oleh Min Jin Lee

Buku Pachinko: 3 Masa 3 Generasi

Buku Pachinko – Masa penjajahan menyimpan banyak kisah yang dapat diceritakan dari generasi ke generasi. Bukan hanya menjadi sebuah kenangan, tetapi juga penjelasan bagaimana hal-hal yang terjadi di masa sekarang  merupakan hasil dari keputusan yang dibuat di masa lampau.

Pada era Perang Dunia II, Jepang menjajah berbagai negara di Asia seperti Korea, Manchuria, Taiwan, Filipina, Vietnam, dan termasuk Indonesia. Sebagai negara terjajah, tentunya orang-orang dari negara tersebut harus hidup dalam ketakutan. Perang, kelaparan, penyakit, diskriminasi dan penindasan menjadi tantangan yang harus dihadapi oleh bangsa-bangsa terjajah.

Salah satu novel sejarah yang bertemakan masa penjajahan Jepang adalah Pachinko. Buku yang ditulis oleh Min Jin Lee ini mengisahkan tentang tokoh Sunja dan perjalanan hidupnya merantau di Jepang. Tantangan-tantangan yang ia hadapi merupakan refleksi dari kehidupan nyata yang dialami oleh bangsa Korea kala itu.

Jika kamu tahu buku ini karena seriesnya sempat booming, maka kamu tidak sendiri. Salah satu magnet yang membuatku ingin membacanya karena salah satu karakter dalam buku Pachinko diperankan oleh aktor favoritku yaitu Lee Min Ho. Hehehehe

Apakah bukunya hanya tentang kisah cinta saja? Atau tentang perebutkan seorang gadis? Atau hanya tentang perang?

Mari kita bahas buku Pachinko lewat reviewnya berikut ini!

Identitas Buku

Judul                          : Pachinko

Genre                         : Fiksi

Penulis                       : Min Jin Lee

Jumlah Halaman     : 576 halaman

ISBN                           : 978-602-06-6055-4

Penerbit                    : Gramedia Pustaka Utama

Harga                         : Rp 136.000

Buku Pachinko pertama kali diterbitkan pada tahun 2017 oleh Grand Central Publishing. Novel dengan 576 halaman ini dibagi menjadi tiga bagian. Buku I tentang Gohyang/ Kampung Halaman 1910-1933. Buku II Tanah Air 1939-1962 dan Buku III Pachinko 1962-1989.

Seperti yang diceritakan oleh penulisnya awal mula ia mendapatkan ide menulis buku Pachinko pada tahun 1989. Ketika Min Jin Lee mendapatkan beasiswa New York Foundation for Arts, ia ingin membuat kisah tentang orang Korea yang diremehkan, disangka dan dihapus selama masa pendudukan Jepang hingga Korea Merdeka.

Riset untuk buku ini semakin mendalam penulis lakukan Ketika ia dan suaminya pindah ke Jepang pada tahun 2007. Di sanahlah Min Jin Lee mewawancarai banyak narasumber dan mendapatkan lebih banyak insight yang mendalam, sehingga di tahun 2008 ia mulai menulis ceritanya kembali. Akhirnya di tahun 2017 buku ini dapat diterbitan.

Kisahnya yang indah membuat buku tersebut memenangkan beberapa penghargaan. The Book, A New York Times Besteller, “Best Fiction of 2017” oleh Eesquire, menjadi finalis National Book for Fiction di tahun 2017, dan masih banyak lagi. Buku Pachinko juga diangkat ke dalam series yang ditayangkan di salah satu layanan OTT.

Tentang Penulis Buku Pachinko

Min Jin Lee adalah penulis Korea – Amerika yang berdomisili di Harlem, New York, Amerika Serikat. Wanita kelahiran 11 November 1968 ini juga bekerja sebagai jurnalis. Ayah dan Ibunya menjadi imigran di Amerika sejak tahun 1976.

Min Jin Lee belajar menulis sejak ia rajin mengunjungi Queens Public Library dan mengikuti wokshop menulis non-fiksi Ketika ia bersekolah di Yale College. Ia juga lulusan hukum dari Georgetown University Law Center. Tak hanya itu Min Jin Lee juga menerima beasiswa dari New York Foundation For Arts yang membantunya dalam proses menulis buku.  

Selain buku Pachinko, Min Jin Lee juga menulis novel Free Food for Millionaires yang diterbitkan pada tahun 2007. Selain Novel dua karya lainnya yaitu berupa cerita pendek yang berjudul Axis of Happiness yang diterbitkan pada tahun 2004  dan Motherland diterbitkan pada tahun 2002.

Baca Juga: Review Gadis Kretek

Intisari Buku Pachinko

Sunja adalah seorang gadis dari Yeongdeo, Busan. Saat berbelanja ke pasar ia bertemu dengan Koh Hansu seorang pria tampan dengan tampilan yang neces. Pria itu berbeda dengan makelar lain, sehingga menarik perhatian Sunja.

Pertemuan tersebut menjadi awal dari kisah hidup Sunja selanjutnya. Ia tak pernah menyangka bahwa hal yang terjadi antara dia dengan Hansu, justru membawa Isak masuk ke dalam kehidupannya.

Kepindahannya dari Korea ke Jepang menjadi awal perjalanan kehidupan Sunja yang berpengaruh terhadap kehidupan generasi berikutnya. Hidupnya di sana penuh tantangan, apalagi Sunja tidak bisa membaca dan berbicara Bahasa Jepang. Diskriminasi, rasisme, dan sterotype harus dialami Sunja dan karena itulah ia harus bekerja keras untuk menghidupi keluarga yang dicintainya.

Apakah Sunja mampu menghadapi tantangan-tantangan tersebut? Apakah kisahnya hanya sekedar kisah cinta segitiga biasa? Siapakah yang harus dipilihnya?

Temukan ceritanya di Buku Pachinko!

Kelebihan Buku

Buku Pachinko bukan hanya kisah cinta biasa. Bukan hanya tentang siapa yang menang atau siapa yang kalah. Bukan tenta siapa yang akan dipilih Sunja. Buku ini kaya akan kisah sejarah, tentang bagaimana lingkungan sosial masyarakat Korea yang harus tinggal di negeri penjajahnya.

Tentang rumitnya kehidupan yang harus mereka jalani dari generasi ke generasi. Bahkan berdasarkan tulisan di dalam bukunya, penulis mengatakan bahwa ada beberapa kisah yang diangkat dari kisah nyata orang-orang Korea yang tinggal di Jepang dari awal masa penjajahan hingga masa kemerdekaan.

Risetnnya yang mendalam akan membuat pembaca, khususnya pembaca dari negara yang pernah dijajah Jepang merasa relatable. Salah satunya kisah yang dialami Dokhee dan Bokhee, lalu pada saat bom atom jatuh di Hiroshima dan Nagasaki. Dan masih banyak kisah lainnya.

Salah satu hal yang membuat saya terkesan dengan sifat Sunja adalah sejak dia menyelesaikan masalah utang yang dimiliki Yosep. Wahh di sini saya merasa kagum akan ketegasan, kecakapan dan ketenangan sunja menghadapi para rentenir. Wahh ini kisahnya epik bangett. Dari sinilah saya belajar Sunja itu wanita tangguh. Keren pokoknya!

Hal lain yang saya suka dengan buku Pachinko adalah adanya catatan kaki untuk beberapa istilah Korea atau Jepang yang digunakan oleh penulisnya. Sehingga membantu pembaca dapat memahami arti dari beberapa pembicaraan yang menggunakan kedua bahasa tersebut.

Pachinko menawarkan kisah fiksi sejarah yang menarik. Dengan gaya penulisan yang detail mampu membuat pembaca merasa dekat dengan karakter-karakternya. Ini adalah buku yang akan membuatmu belajar tentang arti sebuah perjuangan untuk memberikan yang terbaik kepada orang-orang yang kita sayangi.

Kelemahan

Buku ini sangat tebal dan berjumlah lebih dari 500 halaman, sehingga membutuhkan banyak waktu untuk menyelesaikannya. Dimensinya yang cukup besar, tentunya membuat buku ini lumayan berat dan tidak mudah untuk dibawa kemanapun.

Ada juga beberapa kesalahan penulisan yang dapat diperbaiki seperti kulliah (hall 334) harusnya kuliah, tinggai (hal 508) harusnya tinggal, dan pachiko (hal 553) harusnya pachinko.

Kesimpulan

Buku Pachinko adalah novel untuk kamu pencinta fiksi sejarah. Cerita para narasumber diramu oleh Min Jin Lee dengan sangat bagus sehingga kisah Sunja dan anak cucunya dapat digambarkan dengan jelas. Kejamnya kehidupan yang mereka alami sebagai imigran Korea di Jepang diuraikan dengan detail.

Kisah dari 3 masa 3 generasi ini layak untuk kamu baca. Pilihan hidup Sunja ternyata berdampak sangat besar terhadap kehidupan generasi berikutnya. Kisahnya inilah yang memberikan banyak pelajaran hidup kepada kita, terutama tentang arti cinta, kesetiaan, dan membahagiakan orang-orang yang kita cintai.

Maka tak heran buku Pachinko diadaptasi ke dalam serial drama yang bisa kamu tonton di salah satu OTT. Dari yang aku tahu Pachinko series kedua sedang dalam proses syuting. Jadi ngak sabar sama timeline kisah mana nanti yang diambil!