Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas – buku yang menceritakan kisah toko sentralnya Ajo Kawir. Kisahnya yang menarik bahkan sempat dijadikan sebuah film. Filmnya juga memenangkan penghargaan bergengsi di Indonesia, salah satunya adalah Piala Citra.
Salah satu karya Eka Kurniawan ini masuk juga dalam kategori buku favoritku. Emangnya apa yang seru sih? Apakah sebagus itu? Mengapa?
Kuyy Simak review bukunya di sini!
Identitas Buku
Judul : Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas
Genre : Fiksi
Penulis : Eka Kurniawan
Jumlah Halaman : 243
ISBN : 978-602-03-2470-8
Penerbit : Percetakan PT Gramedia
Harga : Rp. 75.000
Buku fiksi karya Eka Kurniawan ini pertama kali diterbitkan pada tahun 2014. Sampai Desember 2022 buku setebal kurang lebih 243 halaman itu telah dicetak sebanyak 16 kali. Tidak heran kisah Ajo Kawir diangkat ke layar lebar, pasalnya ceritanya sangat menarik.
Novel ini memenangkan beberapa penghargaan. Salah satunya, Prince Claus Laurete dari Kerajaan Belanda di tahun 2018. Seperti dikutip dari CNN, Eka Kurniawan mampu menggunakan kekuatan bahasa dan sastra secara maksimal melalui karya-karyanya.
Tentang Penulis Buku Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas
Sebagai lulusan Filsafat Universitas Gadjah Mada, tidak mengherankan jika karya Eka Kurniawan juga bermakna filosofis yang mendalam. Pria kelahiran Tasikmalaya tahun 1975 ini merupakan salah satu penulis Indonesia yang karya-karyanya telah mendunia bahkan diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa.
Sebut saja Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas, Cantik itu Luka, Manusia Harimau, Gelak Sedih, kumpulan cerpen Corat-coret di Toilet, bahkan skripsi beliau berjudul Pramoedya Ananta Toer dan Sastra Realisme Sosialis juga diterbitkan menjadi buku lohhh
Bukan hanya diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, banyak juga penghargaan yang diterima Eka Kurniawan atas karya-karya itu. Di antaranya, PrinceClaus Laurete 2018, Emerging Voice 2016, World Readers Award’s 2016, Ide Cerita Terpilih Sunya 2016, Piala Maya 2016, dan bersama Edwin berhasil memenangkan Piala FFI 2022 sebagai Penulis Skenario Terbaik untuk buku yang aku review ini.
Menarik bukan!?
Baca Juga: Review Bungkam Suara
Intisari
Burung Ajo Kawir telah lama tidur. Kalau saja dia tidak mengikuti ajakan Si Tokek sahabatnya, mungkin saja dia tidak perlu sedepresi itu sampai sekarang. Berbagai cara dia lakukan dari rumah bordil sampai mau memotongnya dengan kapak.
Bukan hanya Ajo yang kepikiran, tapi kawannya Si Tokek juga membantunya keluar dari situasi tersebut. Hingga saat Ajo berusia 19 tahun, ia jatuh cinta kepada Iteung. Gadis yang diawal perkenalan mereka hampir membuat Ajo Kawir babak belur.
Setelah itu, benih-benih cinta itu tumbuh di antara mereka. Burungnya telah lama tidur dan tak mau bangun membuat nyalinya ciut untuk meneruskan kasih bersama Iteung. Ajo Kawir tak sehebat itu untuk menyampaikan alasan yang sebenarnya kepada Iteung.
Pupus sudah harapan Ajo Kawir, hingga sebuah tugas yang diberikan Paman Gembul membuat hidupnya tak lagi sama. Pencarian Si Macan justru membuat dia bertemu kembali dengan Iteung. Cinta itu lebih mekar dari sebelumnya, apakah ajo Kawir bisa jujur? Bagaimana dengan Iteung? Lalu apakah burung Ajo Kawir akan tetap tidur? Akankah Ajo Kawir berdamai dengan keadaannya itu?
Kelebihan Buku
Karya Eka Kurniawan satu ini memberikan persepsi baru tentang lelaki. Aku dan kamu mungkin lebih sering mendengar masalah yang dialami perempuan, maka di sini kamu akan melihat bagaimana masalah yang dialami oleh laki-laki.
Burung sebagai salah satu simbol keperkasaan pria dituturkan secara lugas, vulgar dan erotis. Maka dibutuhkan pikiran yang terbuka saat membaca buku dewasa satu ini, jika belum siap dan cukup umur janganlah kamu membacanya.
Cerita dalam buku ini tentang masalah seksual, cinta, pengkhianatan, serta pengorbanan. Karakter dan kehidupan masing-masing tokoh diuraikan dengan pas, tidak berlebihan, sehingga ceritanya padat dan tidak merembet ke hal lain. Terpusat pada satu masalah, diuraikan dengan alur maju mundur yang jelas dan plot twist cerita yang mengangetkan.
Eka Kurniawan pandai menjaga tense perasaan pembaca saat membaca buku ini. Klimaks cerita yang tidak dibuat cepat maupun lambat, serba pas. Sebagai contoh saat part favoritku yaitu pertarungan antara Si Kumbang dengan Mono Ompong. Bagian ini aku lupa bawa aku sedang membaca buku, karenna terasa seperti sedang menonton film.
Bagian Iteung dan Pak Toto juga, Terlalu keren!! Pantas saja judulnya Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas.
Buku ini tidak terlalu tebal jadi kamu bisa membacanya dalam sekali duduk saja. Selain itu sebagai salah satu karya sastra terbaik, harga buku terbilang cukup terjangkau. Hanya Rp 75.000 tentunya tidak merogoh kocek terlalu dalam.
Kekurangan Buku
Menurutku di bagian akhir-akhir cerita, terasa terburu-buru. Tentang Jelita, Iteung dan Si Pemilik Luka. Menurutku bagian ini ceritanya terlalu pendek, kalau bisa dilebihkan sedikit lagi akan menjadi lebih seru. Apalagi Iteung yang merupakan karakter strong woman.
Kesimpulan Buku Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas
Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas adalah karya sastra penulis terkenal Eka Kurniawan. Tidak mengherankan buku ini memenangkan penghargaan Prince Claus Laurete 2018.
Cerita yang menarik, alur cerita yang pas, tense perasaan pembaca mampu dijaga oleh penulis, bahkan gaya bahasanya yang menarik mampu membius pembaca untuk terus membacanya hingga akhir.
Hanya karena bagian akhir ceritanya yang terasa buru-buru, bukan berarti buku ini tidak seru. Kamu harus membacanya (Usia cukup yaitu 21+), salah satu karya sastra yang tidak boleh kamu lewatkan begitu saja.
Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas adalah buku tentang upaya penerimaan diri, pengkhianatan, cinta, pengorbanan, dan dendam yang harus dibalaskan.