Menurut UU No.10 tahun 2009 pariwisata ialah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas dan layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah. Bekerja di industri pariwisata tentunya membutuhkan banyak skill sehingga kita dapat menjadi tuan rumah yang ramah dan bertanggungjawab bagi wisatawan yang menggunakan jasa kita. Mengembangkan skill pariwisata dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti mengikuti kursus, pelatihan, bersekolah di Sekolah Kejuruan Pariwisata, dan menjadi mahasiswa dengan jurusan pariwisata. Kali ini saya akan berbagi pengalaman saya yang pernah menjadi mahasiswi jurusan DIV Manajemen Pariwisata di salah satu sekolah tinggi swasta di Bali.
Sebelum mengambil jurusan DIV Manajemen Pariwisata saya pernah menjadi mahasiswi jurusan teknik kimia di salah satu perguruan tinggi swasta di Surabaya. Singkat cerita karena saya merasa kurang cocok dengan jurusan tersebut maka saya memutuskan pindah ke Bali dan mengambil jurusan yang sangat berbeda jauh dari sebelumnya yaitu jurusan DIV Manajemen Pariwisata. Ketertarikan saya mengambil jurusan pariwisata dikarenakan saya suka jalan-jalan dan pengen banget belajar hal baru, alasannya mungkin terdengar sangat klise namun apa yang saya dapatkan melebihi eskpektasi saya sebelumnya. Mempelajari ilmu manajemen pariwisata dirasa susah-susah gampang. Banyak hal baru yang saya pelajari, karena sebelumnya background jurusan saya yang sangat berbeda jauh. Jika kamu pernah melihat dan mendengar teman, sahabat atau keluargamu bercerita tentang jurusan pariwisata tentunya kamu akan berpikir “Wahenak sekali ya… kuliah sambil jalan-jalan.” Pernyataan tersebut tidaklah salah karena memang demikian adanya, belajar ilmu pariwisata memang semenyenangkan itu.
Nah… untuk itu kali ini travellingandbooks akan merangkum untuk readers asyiknya belajar di jurusan DIV Manajemen Pariwisata:
1. Sering Jalan-Jalan
Jup, kamu benar membacanya sering jalan-jalan ke tempat wisata adalah kerjaan anak manajemen pariwisata. Jalan-jalan itu seperti makanan pokok yang harus ada dan wajib di jurusan ini. Dari kampusku dulu memang memiliki program yang sangat bagus dimana hampir di semua semester dan hampir di semua mata kuliah akan ada program dimana readers akan jalan-jalan ketempat wisata yang sudah ditentukan oleh dosen atau dari hasil votingan teman-teman sekelas. Disana tentunya mahasiswa/i bukan hanya jalan-jalan doang tetapi juga belajar gimana pengelolaanya, customer servicenya, produknya dan bahkan tidak jarang mahasiswa/i akan mendapatkan relasi untuk pekerjaan mahasiswa/i sehabis kuliah nanti. Selain itu program lain yang menarik adalah Overland Trip , Nah di program ini mahasiswa/i akan melakukan study tour ke kota lain di luar Pulau Bali dan selama program ini mahasiswa/i akan mengunjungi beberapa tempat wisata dan belajar gimana cara mengelola tempat wisata mereka. Program lain yang tidak kalah menarik lainnya adalah Overseas Trip, program ini semacam primadona bagi mahasiswa/i di jurusan DIV Manajemen Pariwisata di kampusku. Tentu alasannya karena di program ini mahasiswa/i bersama beberapa dosen akan travellingkeluar negeri. Pemilihan negara tujuan juga harus berdasarkan musyawarah mufakat teman-teman seangkatan di jurusan DIV Manajemen Pariwisata. Semua program yang disebutkan di atas tentunya dibiayai oleh pihak kampus namun tetap harus sesuai dengan budget kampus juga ya….
2. Banyak Prakteknya
Menjadi mahasiswi Jurusan DIV Manajemen Pariwisata berarti harus banyak melakukan praktek. Karena jurusan yang saya ambil Diploma IV maka memang dikhususkan untuk prakteknya 60% dan sisanya teori, btw Diploma IV itu setara dengan S1 jadi nanti pas lulus readers akan mendapatkan gelar Sarjana Terapan atau S.Tr. Par… Jadi karena fokusnya di praktek maka di jurusanku akan banyak sekali projek tahunan dari beberapa mata kuliah. Beberapa praktek yang akan mahasiswa/i lakukan di jurusan ini seperti langsung mengatur perjalanan untuk study field, overland trip, dan overseas trip. Nah, semua program ini harus diatur oleh mahasiswa/i mulai dari pembuatan proposal ke kampus, mengatur keuangan, waktu perjalanan, itinerary, transportasi, hingga menghubungi pihak pengelola sebuah tempat wisata.
Selain mengatur perjalanan program – program di atas, hal yang tidak kalah menantang adalah membuat event yang diatur secara langsung oleh mahasiswa/i. Di program ini mahasiswa/i di dorong untuk menjadi lebih kreatif. Banyak hal yang harus dilakukan seperti membuat proposal untuk mendapatkan sponsor baik itu dari kampus maupun perusahaan lain yang tertarik dengan acara yang dibuat oleh mahasiwa/i jurusan manajemen pariwisata. Keuntungan dari acara yang mahasiswa/i buat sepenuhnya diimiliki dan dibagi rata kepada mahasiswa/I yang membuat acara tersebut. Nah¸ kebayangkan prakteknya ada dan hasilnya juga bisa dinikmati langsung oleh mahasiswa/i.
Pada semester 7 mahasiswa/I DIV Manajemen Parwisata dituntut untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat, ya…. Sejenis KKN tapi sedikit berebeda namanya PLP (Penelitian Lapangan Pariwisata). Di Semester ini mahasiswa/i dituntut untuk dapat mengaplikasikan teori maupun praktek yang telah diajarkan di kampus. Projek yang dilaksanakan yaitu mengembangakan sebuah tempat atau destinasi wisata yang masih atau belum berkembang. Projek ini mewajibkan mahasiswa/i-nya mengembangkan produk wisata, mengemasnya menjadi lebih baik, memasarkan produk yang dibuat, serta membuat seminar untuk memperkenalkan destinasi wisata yang dikembangkan kepada pemerintah dan pengusaha setempat agar mereka juga dapat membantu mengembangakan destinasi wisata tersebut.
3. Bekerja dalam team
Melihat berbagai projek tersebut mungkin di antara readers berpikir “Wah… berat juga ya..” stop dulu pemikiran readers. Jangan salah, tentu disitulah letak asyiknya karena mahasiswa/i bukan hanya belajar teori yang banyak tetapi praktek dan pengalamannya yang lebih dikembangkan, Nah hal tersebut akan sangat baik agar kelak setelah kuliah mahasiswa/i sudah mengetahui apa saja yang dapat dilakukan ketika bekerja di industri pariwisata. Program-program di atas tentunya tidak terasa berat jika dikerjakan dalam team yang solid. Bekerja dalam industri pariwisata tidaklah cukup dengan bekerja sendiri, harus bekerja dalam team agar semua pekerjaan berjalan dengan lancar dan tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Belajar ilmu pariwisata bukan hanya tentang memberikan service yang terbaik kepada tamu, membuat event yang megah, tapi lebih daripada itu yaitu mampu menggerakkan sekelompok orang untuk dapat bekerja dalam team, memiliki tujuan yang sama, dan kompak untuk dapat menyukseskan semua program atau projek yang dibuat.
4. Lingkup Pertemanan yang Luas
Melalui program-program yang dilaksanakan selama masa perkuliahan DIV Manajemen Pariwisata tentunya mahasiswa/i akan memiliki ruang lingkup pertemanan yang luas bukan hanya teman sekampus tetapi juga orang-orang yang bekerja di industri pariwisata. Travel agent, transportasi wisata, pihak penerbangan, pihak hotel, pihak pengelola tempat dan destinasi wisata, dll adalah lingkup pertemanan yang akan membantu mahasiwa/i dikemudian hari untuk dapat menjalin kerjasama apabila mereka ingin bekerja atau membangun bisnis mereka sendiri di industri parwisata.
Nah, ituah asyiknya belajar manajemen parwisata versi travellingandbooks, hal-hal ini disesuaikan dengan pengalaman saya yang pernah belajar Manajemen Parwisata. Saya berharap artikel ini bermanfaat bagi readers yang saat ini masih binggung apa saja yang dilakukan selama belajar manajemen pariwisata di tingkat universitas. Terima kasih dan sampai jumpa di lain artikel.