Buku Katarsis – Katarsis adalah novel bergenre Psychology thriller pertama yang aku baca di tahun 2023 ini. Awal ketertarikanku dengan buku ini tentunya lewat the power of social media. Ada banyak yang ngepost tentang series Katarsis.
Seriesnya yang tayang di Vidio berdasarkan novelnya yang pertama kali diterbitkan pada 10 tahun silam. Selain karena sosial media, salah satu yang menjadi daya tarik dari novel ini adalah ceritanya yaitu tentang psikopat.
Rasa penasaran yang tinggi karena ceritanya bergenre Psychology thriller, which is adalah salah satu genre kesukaanku. Jadi kubeli bukunya dan langsung kubaca. Sepengetahuanku tidak banyak novel genre psychology thriller ditulis oleh penulis Indonesia, lebih khususnya penulis perempuan.
Kalau kamu punya buku rekomendasi yang lain, jangan lupa ditulis di kolom komentar ya…
Apakah jalan cerita novelnya sebagus yang ditampilkan di sosial media? Atau justru ini hanya viralnya saja?
Untuk menjawabnya Yukk kita bahas bukunya!
Identitas Buku Katarsis
Judul : Katarsis
Genre : Fiksi (Psychology thriller)
Penulis : Anastasia Aemilia
Jumlah Halaman : 261
ISBN : 9789792294668
Penerbit : PT Gramedia
Harga : Rp. 80.000
Menurut Alodokter katarsis berarti cara seseorang melampiaskan emosinya dengan cara yang positif, sehingga ia merasa lega dan bisa beraktivitas dengan normal kembali. Katarsis bisa dilakukan dengan berbagai kegiatan positif seperti berolahraga, bernyanyi, curhat, menulis dan masih banyak lagi.
Buku Katarsis sendiri pertama kali diterbitkan pada tahun 2013 oleh PT Gramedia Pustaka Utama. Mengambil genre Psychology thriller, menurutku ini adalah langkah yang berani dari penulisnya. Dimana belum banyak penulis Indonesia yang menulis dengan genre tersebut.
Buku Katarsis menceritakan kisah Tara Johandi sebagai karakter utama dalam novel tersebut. Pembunuhan, kekejaman, cinta, psiko, dan pengkhianatan adalah inti cerita yang kupetik dalam buku ini.
Tentang Penulis
Anastasia Aemilia adalah seorang penulis wanita berkebangsaan Indonesia. Ia lahir di Jakarta pada 9 Januari 1987. Penulis kelulusan S1 FKIP Bahasa Inggris Universitas Katolik Atmajaya Jakarta ini bekerja sebagai editor, penerjemah, dan pengarang di Gramedia Pustaka Utama.
Selain menulis Katarsis, Ia juga telah menelurkan karyanya di sebuah buku antalogi. Buku tersebut berjudul Autumn Once More yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2013 silam.
Intisari Buku Katarsis
Tara Johandi adalah seorang gadis yang berbeda pada umumnya. Dia mengalami kesulitan saat bersososialisasi dan berekspresi. Oleh karena itu, orangtua angkatnya Arif Johandi dan Sasi Johandi sering merasa ada yang aneh dengannya.
Keanehan tersebut membuat mereka memutuskan untuk membawa Tara berobat ke salah satu psikiater yang terkenal yaitu dokter Alfons. Sesi konsultasi mereka berjalan dengan baik sampai terjadinya insiden Moses anak orangtua angkat Tara yang menghilang secara tiba-tiba.
Keberadaan Moses yang entah dimana membuat orang tuanya khawatir. Mereka mencarinya ke sana kemari bahkan sampai melaporkannya kepada pihak yang berwajib. Hingga suatu saat mereka menemukan sesuatu yang tidak terduga di kamar Tara.
Penemuan tersebut justru menjadi awal insiden berdarah di rumah Johandi. Semenjak insiden berdarah itu terjadi, kehidupan Tara menjadi semakin rumit. Lantas apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa hal tersebut terjadi? Apa yang harus Tara lakukan?
Jawabannya ada dalam buku Katarsis.
Baca Juga: Review Buku Mindset
Kelebihan Buku
Hal pertama yang menarik dari Buku Katarsis adalah pengembangan tokoh utama yaitu Tara yang menarik. Memakai sudut pandang orang pertama membuat pembaca masuk dalam dunia dan perasaan yang dirasakan oleh Tara.
Kemudian, selain Tara penulis juga menggunakan sudut pandang dari toko lainnya yaitu Ello. Sebagai pembaca kamu bisa mengetahui alur ceritanya dengan baik. Penulisannya yang sistematis juga tidak membuat binggung pembaca ketika terjadi lompatan sudut pandang dari kedua tokoh ini. Cerita mereka dipisahkan lewat bab yang berbeda. Jadi mudah untuk tahu alur cerita siapa yang kita ikuti.
Ketiga, Genre bukunya terbilang menarik yaitu Psychology thriller sehingga dapat menambah koleksi bacaan dengan genre serupa. Dimensi dan jumlah halaman yang cukup kecil, jadi tidak makan tempat. Selain itu kamu juga bisa membacanya hanya dalam sehari saja, karena jumlah halamanya yang sedikit.
Btw, cover buku Katarsis juga bagus, menurut aku artistik.
Kelemahan Buku
Awal buku ini sudah menggunakan premis yang menarik. Namun, entah kenapa ketika sudah masuk di bab selanjutnya aku merasa ada yang kurang. Ceritanya terasa bolong. Jika kamu membacanya dengan seksama maka kita dapat merasakan bahwa riset kepada masing-masing tokoh belum dilakukan secara mendalam.
Pembahasan tentang Tara sebagai tokoh central cerita terasa kurang. Aku masih kurang puas bagaimana penulis membahas latar belakangnya. “Sebenarnya dia ini kenapa sih?” itu yang belum benar-benar terjawab.
Kemudian karakter dokter Alfons, tindakannya menurutku yang kurang masuk akal. “Apakah psikiater diijinkan tinggal seatap dengan pasiennya ya?”
Ya… meskipun fiksi tapi ini kurang masuk akal untukku, apalagi kalau dilihat dari segi etika profesi. Kalau aku salah bisa dichat di kolom komentar ya…
Lantas apakah buku ini segila itu?
Menurut saya belum, kalau dibandingkan dengan buku lainnya dengan genre yang sama plot twistnya belum kena banget, kurang greget. Dari segi sadistiknya 50:50. Menurut aku yang terasa itu pas di bagian Prolog dan di bagian Ello melukai dirinya sendiri. Itu kerasa bangett sumpah!
Perbandingannya dengan Series Katarsis
Kalau aku bandingkan kegilannya dengan seriesnya, justru aku lebih suka seriesnya. Gilanya dapat, aktor dan aktrisnya menjiwai bangett. Jadi genre Psychology thriller kerasa bangett.
Pevita Pearce, Revaldo, dan Bront Palarae benar-benar dapat menjiwai karakter dari buku katarsis. Selain itu adanya tambahan tokoh lain yang tidak ada novel membuat ceritanya lebih dramatis lagi. Menurutku Prisia Nasution yang berperan sebagai investigator buat ceritanya makin greget.
Seriesnya Great!
Kesimpulan Buku Katarsis
Buku Katarsis adalah buku bergenre Psychology thriller yang memiliki cerita yang menarik. Tidak banyak penulis Indonesia yang mengambil tema ini, jadi bisa menjadi referensi untuk kamu membaca buku bergenre serupa untuk dibaca.
Menggunakan sudut pandang orang pertama membuat cerita ini terasa hidup. Mampu memberikan ruang kepada pembaca untuk merasakan perasaan dan kejadian yang dialami oleh karakter dalam buku tersebut. Penulis masih mampu membawa masuk pembaca ke dunia Tara.
Meskipun cerita dalam bukunya tidak segila itu dan risetnya yang masih terasa kurang, tetapi kita patut memberikan apresiasi kepada Anastasia Aemilia. Kisah satu ini mungkin dapat menginspirasi penulis-penulis berbakat Indonesia lainnya untuk menulis buku dengan genre Psychology thriller.
Bukunya sendiri juga sudah diadaptasi ke dalam series yang dapat kamu tonton di Vidio. Seriesnya “Gila Keren!”. Bukunya sendiri tetap aku rekomendasikan untuk dibaca, karena jalan ceritanya yang menarik.